SEPTIARA, PUTRI KUMALASARI (2017) PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA ANTARA KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN PADA SISWI MAN 1 KOTA MADIUN. Other thesis, STIKES Bhakti Husada Mulia.
|
Text
69.pdf - Other Download (3MB) | Preview |
Abstract
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 ABSTRAK Septiara Putri Kumalasari PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA ANTARA KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN PADA SISWI MAN 1 KOTA MADIUN 117 Halaman + 10 Tabel + 5 Gambar + Lampiran Kompres hangat merupakan metode yang digunakan untuk meredakan nyeri dengan cara menggunakan buli-buli yang diisi dengan air panas yang di tempelkan pada sisi perut kiri dan kanan yang mengalami nyeri (dismenorea). Sedangkan kompres dingin merupakan suatu terapi es yang dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres dingin pada siswi MAN 1 Kota Madiun. Desain dalam penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan true experiment design (pretest-postest with control group). Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan simple random sampling, dari 45 populasi diperoleh sampel sejumlah 27 responden (siswi yang mengalami dismenorea dan memenuhi kriteria inklusi). Analisis data menggunakan uji Manova dengan taraf signifikan α < 0,05 menunjukkan bahwa uji F memiliki nilai signifikasi 0,000 < α 0,05. Sehingga dapat diketahui uji F semuanya signifikan. Angka signifikasi uji Levene menunjukkan bahwa kedua variabel pada skala dismenorea pre test nilai F = 6.790 dengan signifikasi 0,005 < 0,05. Sedangkan pada skala dismenorea post test nilai F = 5.237 dengan signifikasi 0,013 < 0,05. < 0,05 maka yang dilihat yaitu dengan uji GamesHowell. Dari uji post hoc test dapat diketahui selisih antara kompres hangat dan kompres dingin, kompres hangat 0,89, sedangkan kompres dingin 1,22. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompres dingin lebih dominan menurunkan dismenorea dari pda kompres hangat. Saran yang dapat diberikan kepada institusi sekolah adalah dengan memberikan pendidikan lebih lanjut mengenai penanganan dismenorea kepada siswi yang mengalami dismenorea agar siswi dapat menangani nyeri dismenore dengan baik. Kata Kunci : Perubahan Intensitas Dismenorea, Kompres Hangat, Kompres Dingin, Siswi
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
Depositing User: | Prodi Keperawatan S1 |
Date Deposited: | 14 Dec 2018 06:42 |
Last Modified: | 14 Dec 2018 06:42 |
URI: | http://repository.stikes-bhm.ac.id/id/eprint/237 |
Actions (login required)
View Item |